Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim
- Pengaruh Suhu
Karena tersusun dari komponen protein, enzim sangat peka terhadap perubahan suhu. Secara umu, temperatur optimum enzim berada antara 30o-40o C. Jika enzim berada pada suhu yang terlalu tinggi, maka enzim sanggup mengalami denaturasi protein. Sebaliknya, apabila suhu terlalu rendah enzim akan mengalami koagulasi.
Suhu yang sangat rendah besar lengan berkuasa terhadap sisi aktif enzim yang merupakan cuilan untuk berikatan dengan substrat. Jika mengalami koagulasi akhir suhu yang terlalu rendah, maka fungsi enzim tak sanggup berjalan meskipun enzim tak rusak. Enzim biasanya akan kembali berfungsi ketika suhu kembali normal.
Baca juga : Penamaan dan Klasifikasi Enzim Beserta Contohnya.
Pada suhu yang tinggi (>50oC), enzim akan rusak akhir denaturasi protein sesampai kemudian tak sanggup menjalankan fungsinya sebagai biokatalisator. Itulah sebabnya ketika kita berada di kawasan yang suhunya ekstrim, kita cenderung tak sanggup bertahan alasannya tak hanya dehidrasi, metabolisme badan juga menjadi sangat lambat.
- Pengaruh pH
Enzim hanya sanggup bekerja pada lingkungan yang memiliki derajat keasaman (pH) tertentu. Derajat keasaman yang cocok untuk enzim disebut pH optimum. Masing-masing enzim terdapat kisaran pH optimum yang berbeda-beda.
Jika berada pada lingkungan dengan derajat keasaman yang tak cocok, enzim akan mengalami ionisasi pada cuilan gugus karboksil dan amin serta menimbulkan denaturasi. Pada pH yang tak cocok, enzim akan mengalami perubahan struktur sesampai kemudian tak sanggup bekerja dengan baik.
Ketika pH lingkungan berubah dan menjadi tak sesuai dengan pH optimum enzim, maka akan terjadi perubahan asam amino kunci pada sisi aktif enzim sesampai kemudian menghalangi sisi aktif tersebut untuk berikatan dengan substratnya.
Baca juga : Kumpulan Soal dan Jawaban Struktru dan Fungsi Enzim.
- Pengaruh Konsentrasi
Kerja enzim juga dipengaruhi oleh konsentrasi substrat dan konsentrasi enzim itu sendiri. Enzim akan berfungsi secara optimum apabila perbandingan konsentrasi enzim dan substratnya sesuai. Reaksi akan berjalan lambat apabila konsentrasi substrat terlalu kaya dan enzimnya terlalu sedikit.
- Pengaruh Inhibitor
Inhibitor atau penghambat merupakan zat dengan struktur yang menyerupai substrat dan sanggup bergabung dalam reaksi enzimatik sesampai kemudian menimbulkan fungsi enzim terganggu. Inhibitor berikatan dengan enzim membentuk kompleks enzim-inhibitor. Berdasarkan posisi kerjanya, inhibitor dibedakan menjadi dua jenis, adalah :
- Inhibitor Kompetitif
Inhibitor kompetitif merupakan zat penghambat yang menghambat kerja enzim pada sisi aktif. Inhibitor kompetitif terdapat struktur yang menyerupai dengan substrat dan cocok dengan bentuk sisi aktif enzim. Inhibitor dan substrat akan bersaing untuk berikatan dengan enzim.
Jika inhibitor berhasil melekat pada sisi aktif enzim lebih dahulu, maka substrat tak akan sanggup berikatan dengan sisi aktif enzim. Hal itu menimbulkan fungsi enzim terhambat.
Baca juga : Kumpulan Soal dan Jawaban Metabolisme Sel.
- Inhibitor Nonkompetitif
Inhibitor nonkompetitif merupakan penghambat yang bekerja pada sisi pasif enzim. Inhibitor berikatan dengan sisi pasif enzim dan menjadikan bentuk sisi aktif berubah. Karena bentuk sisi aktif enzim telah berubah, maka enzim tak sanggup mengikat substratnya lagi.
- Inhibitor Kompetitif